Moral dan Etika
Dalam Bisnis
Moral Dalam Bisnis
Berbicara tentang moral sangat erat
kaitannya dengan agama dan kebudayaan.
Dalam kehidupan sehari – hari, moral moral digunakan sebagai alat untuk
mendorong melakuka kebaikan dalam berprilaku. Begitu juga halnya dalam dunia bisnis. Sebagai
bagian dari aktifitas , tentunya moral sangat dibutuhkan dalam berbisnis. Moral yang baik dalam berbisnis
tentunya juga akan memberikan dampak yang baik untuk perkembangan bisnis
tersebut serta dapat menjalin relasi
yang baik juga. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran
agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan
dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya
pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan
ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk
suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus
tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya
dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi
moral dalam kehidupan sehari – hari misalnya adalah kejujuran. Apabila sebuah
bisnis dilandasi dengan kejujuran dalam setiap transaksi dan pengambilan
keputusan,maka akan memberikan kepuasan bagi kedua pihak yang saling terkait.
Etika Dalam Bisnis
Etika digunakan
sebagai rambu – rambu atau patokan berprilaku. Dunia bisnis yang bermoral akan
mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis
yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu
kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu
tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di
dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam
kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Jika ada pihak terkait
yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa
yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan.
Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin
adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang
bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun
dalam perekonomian. Kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan
menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh
kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Oleh sebab itu untuk menghasilkan suatu etika didalam
berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain
tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan
yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok etika
bisnis, antara lain :
Pertama, etika bisnis
sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang
terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
Kedua, menyadarkan
masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakatluas pemilik
aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak
boleh dilanggar oleh praktik bisnis siapapun juga. Fungsinya jelas yaitu untuk
menggugah masyarakat bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk berbisnis
secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
Ketiga, etika bisnis
juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya
suatu praktek bisnis.
Perkembangan dalam etika bisnis menurut Bertens
(2000) :
1.
Situasi Dahulu
Pada
awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain
menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara
dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.
Masa Peralihan:
tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa
dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis),
penolakan terhadap establishment (kemapanan).
1970-an :Etika Bisnis
lahir di Amerika Serikat
1980-an : Etika Bisnis
lahir di Eropa
1990-an : Etika Bisnis menjadi Fenomena Global
Beberapa hal
yang perlu dilakukan dalam upaya menciptakan etika bisnis :
1.
Pengendalian diri
Para pelaku
bisniis dapat mengontrol diri masing – masing serta tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun.
2.
Pengembangan
tanggung jawab sosial.
Pelaku bisnis
tidak hanya memberikan perhatian kepada masyarakat dalam bentuk uang, tetapi
diharapkan mampu berbaur langsung dengan masyarakat.
3.
Mempertahankan jati
diri
Mempertahankan
budaya yang dimiliki agar tidak terbawa arus oleh perkembangan teknologi yang
pesat.
4.
Menciptakan
persaingan yang sehat
Untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas dalam bisnis.
5.
Menerapkan
Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Pelaku bisnis tidak memikirkan
keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Konsep ini menuntut pelaku
bisnis untuk tidak mengekploitas lingkungan dan keadaan saat sekarang
semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang
walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6.
Menghindari
Sifat 5K(Katabelence, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Koneksi)
Menghindari semua tindakan curang yang
dapat mencemarkan nama baik bangsa baik berupa korupsi, manipulasi,
katabelence, kongkalikong, koneksi, kolusi, serta komisi.
7.
Mampu Menyatakan
yang Benar itu Benar
Pelaku bisnis dituntut untuk bertindak
tegas serta jujur dalam kegiatan bisnis misalnya dapal hal memberikan kredit.
Pihak yang tidak memenuhi standar kredit diharapkan agar tidak diberikan kredit
tanpa terpengaruh oleh hal – hal penipuan apapun.
Manfaat
Perusahaan Menerapkan Etika Dalam Bianis
Selain perencanaan strategis yang baik serta sistem
perusahaan yang transparan, hal pendukung yang dibutuhkan untuk membangun
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,diperlukan suatu
landasan yang kokoh pula. Langkah yang dapat ditempuh adalah penerapan etika
perusahaan yangdilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikin
tidak hanya cita – cita bisnis yang bernilai tinggi saja yang dapat
dilaksanakan, tetapi bisnis dengan nilai – nilai etika yang tinggi juga dapat
tercapai, sehingga menimbulkan sikap saling percaya dan salling menghargai
antar sesama pelaku bisnis baik antara pihak internal perusahaan dengan pihak
eksternal,atasan dengan karyawan, maupun karyawan dengan karyawan.