A.Topik Yang Menarik
Topik yang menarik = Topik harus menarik, artinya mampu
menimbulkan rasa keingintahuan pembaca, pembahasannya tidak terlalu luas
juga tidak terlalu sempit untuk dikembangkan. Topik yang menarik dan
unik pastinya tentu akan menarik orang untuk membaca. Topik yang menarik
merupakan aspek yang penting dalam menulis karya ilmiah. Dan topik yang
menarik dapat menunjukkan kualitas dalam karya ilmiah. Oleh karena itu
ketika kita hendak menulis suatu Karya ilmiah, hendaknya kita memikirkan
topik yang menarik dan membuat orang tertarik dengan topik yang kita
buat.
B Mudah dipahami oleh pembaca :
Topik yang baik ialah
yang tidak terlalu panjang, tidak terlalu baku akan tetapi mudah di
pahami oleh pembaca. Untuk apa topik panjang ataupun bahasanya baku
tetapi pembaca tidak dapat mengerti dan memahami. Lebih baik topik yang
pendek, singat, padat, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Mudah
dipahami oleh pembaca merupakan nilai plus bagi penulis, karena tujuan
ia (penulis) membuat karya tulis untuk dipahami oleh pembaca sudah
terjawab. Oleh sebab itu hendaknya dalam membuat karya tulis kita tak
hanya mementingkan kondisi sendiri, tetapi kita pun harus memperhatikan
kondisi pembaca agar sang pembaca pun senang dan memahami dengan apa
yang kita tulis (buat). Mudah dipahami merupakan aspek yang mentukan
kualitas karya tulis.
Aspek ini merupakan aspek lanjutan dari sebelumnya, dimana saat
pembaca melihat judul yang menarik. Namun saat membaca membuat mengantuk
atau bosan, tidak mustahil sang pembaca langsung menutup laman
tersebut. Tipsnya adalah :
- Jangan memberi terlalu banyak teks yang di tampilkan
- Gunakan kombinasi gambar dan warna
- Gunakan bahasa yang familiar di telinga masyarakat atau berikan penjelasan setelahnya
- Jangan memberi terlalu banyak teks yang di tampilkan
- Gunakan kombinasi gambar dan warna
- Gunakan bahasa yang familiar di telinga masyarakat atau berikan penjelasan setelahnya
Terapi untuk menghidupkan hati yang mati (mautul qolb)
membutuhkan intervensi Tabib Mahaagung Allah Rabbul Jalil, berupa pelita
hidayah yang membimbing ke arah semburat cahaya imani (Q.S. Yunus:9).
2. Menghidupkan hati yang mati (mautul qolb) perlu bantuan Allah SWT, berupa hidayah yang membimbing ke arah cahaya iman.
Kalimat mana yang lebih mudah dipahami orang banyak? Tentu yang kedua. Kalimat pertama berbunga-bunga, banyak bermain dengan kata-kata atau istilah. Kalimat kedua langsung ke pokok masalah, tidak berbelit-belit. Anda pun dapat menilai. Kalimat pertama bukan bahasa wartawan, melainkan lebih merupakan bahasa penyair. Kalimat kedua lebih merupakan bahasa jurnalistik.
Ingat kata Al Hester, “Kalau pembaca tidak bisa mengerti apa yang Anda tulis, lalu buat apa menulis? Maka, gunakan bahasa jurnalistik ketika Anda menulis berita atau artikel. Lain halnya ketika Anda menulis feature. Menulis “karangan khas” itu memang perlu “bahasa penyair”. Dalam berita atau artikel kita mendahulukan informasi. Sedangkan dalam penulisan feature kita mengedepankan informasi sekaligus “hiburan”.
Bahasa Jurnalistik diistilahkan sebagai language of mass communication (bahasa komunikasi massa), bukan language of journalistic. Pasalnya, tulisan jurnalistik adalah tulisan yang dipahami banyak orang. Ingat kata Al Hester, “Kalau pembaca tidak bisa memahami apa yang ada dalam berita Anda, maka tidak terjadi komunikasi.”
Bahasa jurnalistik tidak elitis atau eksklusif yang hanya dimengerti kalangan tertentu. Resep dokter jelas bukan bahasa jurnalistik karena ia hanya bisa dimengerti oleh dokter dan apoteker. Anda tidak perlu bergaya atau “so intelek” ketika membuat artikel dengan memakai sebanyak mungkin istilah asing atau “bahasa ilmiah”.
Bahasa Jurnalistik adalah bahasa komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau ke pokok persoalan (straight to the point), tidak berbunga-bunga, tanpa basa-basi, tidak berbelit-belit, alias tidak bertele-tela, tetapi langsung ke sasaran (straight to the point). Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, sebuah gaya bahasa yang sederhana, kalimat-kalimatnya pendek dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti.
sumber : http://permatakiki.wordpress.com/2013/11/01/tugas-2-bhs-indonesia/
Kalimat mana yang lebih mudah dipahami orang banyak? Tentu yang kedua. Kalimat pertama berbunga-bunga, banyak bermain dengan kata-kata atau istilah. Kalimat kedua langsung ke pokok masalah, tidak berbelit-belit. Anda pun dapat menilai. Kalimat pertama bukan bahasa wartawan, melainkan lebih merupakan bahasa penyair. Kalimat kedua lebih merupakan bahasa jurnalistik.
Ingat kata Al Hester, “Kalau pembaca tidak bisa mengerti apa yang Anda tulis, lalu buat apa menulis? Maka, gunakan bahasa jurnalistik ketika Anda menulis berita atau artikel. Lain halnya ketika Anda menulis feature. Menulis “karangan khas” itu memang perlu “bahasa penyair”. Dalam berita atau artikel kita mendahulukan informasi. Sedangkan dalam penulisan feature kita mengedepankan informasi sekaligus “hiburan”.
Bahasa Jurnalistik diistilahkan sebagai language of mass communication (bahasa komunikasi massa), bukan language of journalistic. Pasalnya, tulisan jurnalistik adalah tulisan yang dipahami banyak orang. Ingat kata Al Hester, “Kalau pembaca tidak bisa memahami apa yang ada dalam berita Anda, maka tidak terjadi komunikasi.”
Bahasa jurnalistik tidak elitis atau eksklusif yang hanya dimengerti kalangan tertentu. Resep dokter jelas bukan bahasa jurnalistik karena ia hanya bisa dimengerti oleh dokter dan apoteker. Anda tidak perlu bergaya atau “so intelek” ketika membuat artikel dengan memakai sebanyak mungkin istilah asing atau “bahasa ilmiah”.
Bahasa Jurnalistik adalah bahasa komunikatif dan spesifik. Komunikatif artinya langsung menjamah materi atau ke pokok persoalan (straight to the point), tidak berbunga-bunga, tanpa basa-basi, tidak berbelit-belit, alias tidak bertele-tela, tetapi langsung ke sasaran (straight to the point). Spesifik artinya mempunyai gaya penulisan tersendiri, sebuah gaya bahasa yang sederhana, kalimat-kalimatnya pendek dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti.
sumber : http://permatakiki.wordpress.com/2013/11/01/tugas-2-bhs-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar